“Ma, besok anak kita Homeschooling aja yuk!” begitulah kata
suamiku saat aku sedang hamil Jojo 6 bulan. Ide ini muncul ketika dia sedang
mengikuti Seminar karakter yang diadakan oleh IBLP ( Institute Basic LifePrinciples ). Waktu itu aku langsung mengiyakan tanpa ragu sedikitpun hehehe..sebab
semangat suamiku menular padaku, terlebih ketika dia sharing hal-hal yang dia
pelajari dalam seminar ini setiap kali pulang ke rumah.
Inti dari seminar ini adalah bahwa hampir semua
pemberontakan kaum muda di masa dewasanya bermula dari masalah dalam keluarga.
Tidak adanya payung otoritas yang jelas (peran orang tua yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya). Untuk lebih jelasnya tentang seminar ini silahkan
teman-teman berseluncur disini dan disini yaa..Sssst..seminarnya recommended deh..suamiku banyaaaaak
sekali berubah sejak ikut seminar ini, jauh lebih memperhatikan keluarganya,
lebih care dan lebih sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai suami dan
ayah..Trimakasih IBLP!! J
Seminar ini menujukkan pada kami bahwa pembentukan karakter
anak-anak selalu diawali dari dalam keluarga. Karakter yang seperti apa?
Karakter Kristus, sebab inilah yang Allah
inginkan dari anak-anakNya “menjadi serupa dengan Kristus”.
Lalu, dimana hubungannya dengan Homeschooling? Seminar ini
menekankan bahwa seharusnya pendidikan adalah untuk mengejar hikmat. Di
sekolah, kami tidak menemukan hal ini. Sebaliknya, sekolah lebih banyak sebagai
tempat untuk menuntut ilmu, mengejar nilai semata. Lagipula, tanggung jawab siapakah
pendidikan anak? Bukankah para orang tuanya? Lalu mengapa dilimpahkan kepada
pihak lain?
Intinya, alasan memilih Homeschooling untuk pendidikan
anak-anak kami adalah agar kami lebih leluasa menolongnya bertumbuh sebagai pribadi
yang berkarakter Kristus melalui kesehariannya tanpa dibebani oleh target2
kurikulum di sekolah. Tetapi, bukankah karakter anak juga bisa ditempa di
sekolah? Betuuulll..tapi mental anak belumlah siap lagipula terlalu banyak “gangguan”
teman sebaya. Anak-anak yang masih kecil, tidak perlu terlalu banyak di ekspos
dengan teman sebaya..BERBAHAYA!! Sebaliknya,anak-anak kecil perlu lebih banyak
dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Teman sebaya memang perlu, tetapi
tidak perlu-perlu amat :p
“Emang, udah berkarakter Kristus?? Pede amat mo ngajarin
anak...?” Kami terus berproses..menjalani Homeschooling anak kami sesungguhnya
kamilah yang banyak belajar..karakter kami banyak dibentuk. Kami bertumbuh
bersama-sama.”
Aku nulis ini sebagai reminder bagi kami untuk melihat
tujuan awal kami memilih Homeschooling, manakala kami mulai distrack dan lebih
sibuk memaksakan anak dengan jadwal-jadwal belajarnya.
Sekian dulu ya teman-teman..next akan kami share
pengalaman-pengalaman HS keluarga kami, stay tune ya..:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar